PERATURAN

TOLONG PATUHI PERATURAN INI READERS^^


1. DILARANG MENJIPLAK!
2. DILARANG UNTUK TIDAK KOMEN. SEENGGAKNYA TOLONG HARGAI SEMUA KARYA-KARYA AUTHOR ^^
3. JANGAN COPY-PASTE ATAU SEBAR LUASKAN FF DI BLOG INI TANPA PERSETUJUAN AUTHOR!


-KAMSA-

Sabtu, 29 September 2012

[ONE SHOT] RESET

Inspiration from my favorite song, Super Junior – Reset . And MV of DBSK – Daushite
^^
Title : ResetGenre : Drama, Romance
Author : Tinkerbell Rating : 13+ [ ONE SHOT ]Cast : Choi Min Ho SHINee, Jung Krystal (Soo Jung) f(x), Park Thunder(Chundong) MBLAQ
OST : Super Junior – Reset, DBSK - Daushite
DISC : This fic was made by me. This is my first one shot inspiration from my favorite song, XD. Hope You Enjoy . Happy reading! I make this fic just for fun! so please don’t sue me. 
 

[ONE SHOT]


RESET


Press the reset….
***

Tempat itu cukup sunyi. Yang terdengar samar hanyalah suara kicauan anak-anak burung yang kelaparan disarangnya. Kemudian suara angin dingin berhembus membawa hawa es. Pepohonan tinggi yang daunnya menguning terlihat menggigil. Mereka bergetar seiring melepaskan daun-daunnya yang kering satu persatu. Tanaman-tanaman kecil mulai mengering dan berwarna hijau kecoklat-coklatan. Mereka merunduk malu seperti ingin menyembunyikan jati diri. Taman kecil dan semua bagian anggota yang tadinya rindang, damai dan sejuk, kini sunyi dan tak berdaya. Matahari-pun seakan mengkerut untuk melawan musim gugur yang begitu dingin tahun ini.
Suara lain muncul mengisi mini orchestra sang taman kecil yang membeku. Suara tapak kaki yang terdengar berat dan cukup keras. Tak lama kemudian, suara itu disusul oleh sosok pemuda jangkung yang sedang berjalan gontai. Ia begitu gagah dan tampan dengan jas hitam dan sepatu hitam mengkilat yang ia kenakan.
Tap…
Langkah pemuda tampan itu lalu berhenti, tepat di depan sebuah bangku taman besi bercat putih. Ia tersenyum, bangku itu mengingatkan ia akan kenangan-kenangan indahnya di masa lalu. Si pemuda bergerak mendekat, ia menekuk lututnya dan duduk di bangku taman itu. Seketika itu juga, dapat dirasakannya suhu dingin si bangku yang menjalar dan meresap hingga kedalam hatinya.
Tiba-tiba Ia teringat suatu kenangan. Benang kusut kembali terurai satu persatu.

“Kau dimana sekarang? Bagaimana dengan tugas Geografimu?”
“Di taman kota. Aku sedang menunggu Oppa. Aku benar-benar lapar T.T”
“OK, aku akan menyusul kesana dan membawakan sesuatu untukmu.”
“Ah! Jeongmal? Gomawo Oppa!”
Awal musim semi yang mendingin. Angin berhembus kencang menyapu daun-daun kering yang mengotori jalan. Orang-orang meringkuk sembari melangkahkan kaki dengan cepat ke tempat tujuan. Seorang pemuda jangkung, berhidung mancung dan matanya yang besar berbinar-binar. Ia berjalan begitu cepat diantara yang lain. Seragam SMA yang masih dikenakannya terlihat mencolok. Ia tak memperdulikan orang-orang yang memandanganya aneh dan terus berjalan sambil berlarian kecil. Ditangannya ada sebuah bungkusan kecil dengan uap putih mengepul mengitarinya.
Tap... Tap...
Pemuda jangkung itu mulai berlari leluasa ketika jalanan mulai sepi oleh lalu lalang manusia yang menghambatnya ketempat tujuan. Sementara senyum yang khas tak henti-hentinya membekas di wajah, seakan tempat tujuan itu sangat berarti.
Mulailah nampak sebuah taman kota yang rindang dengan pohon-pohon berdaun kecoklatan. Tempat itu sepi di musim semi. Tak ada seorangpun disana, namun tingkah pemuda itu terlihat sedang mencari seseorang dengan semangat.
Tiba-tiba, kaki pemuda itu terhenti. Senyum dan semangatnya surut begitu drastis. Nafasnya terengah dan jiwanya bergejolak. Dadanya seakan mengkerut dan membuatnya sesak. Gadis itu, perempuan yang sedang mengisi hatinya, tempat tujuannya.
Gadis berambut panjang dan ramping, Ia duduk di sebuah bangku taman di yang membelakangi pohon besar. Gadis itu tak duduk sendirian, ia sedang tersenyum pada sosok lelaki tampan di sampingnya yang menatapnya begitu dalam. Wajah mereka mendekat perlahan. Sebuah ciuman mesrapun terkait. Dunia seakan milik mereka berdua. Sedang Pemuda jangkung yang telah surut semangatnya itu, memerah matanya. Dunia seakan begitu indah dan buruk disaat yang sama.


Laki-laki tampan itu menghirup nafas begitu dalam. Dadanya terasa begitu sesak. Memori yang lain menyusul, seakan menyapanya.
Pemuda jangkung dengan hidung mancungnya yang khas. Berkali-kali memeriksa jam tangan digitalnya sambil menulusuri pandangan taman disekelilingnya. Sepi, seperti biasanya di musim gugur yang dingin. Namun ia justru tersenyum, membayangkan seorang gadis datang dan menyapanya. Baru memikirkannya saja, itu sudah menjadi isotonik yang luar biasa.
“Oppa!” Suara seorang gadis menyapa sembari berlari tergesa. Gadis itu dibalut baju hangat dan celana jeans putihnya. Ia tersenyum begitu cantik, laksana bidadari yang elok.
“Ada sesuatu hal yang ingin aku katakan” ucap si Pemuda antusias namun gadis itu justru melompat kegirangan dan seakan tak memperhatikan ucapan si Pemuda.
“Oppa!!!! Lihat! Lihat!!” seru gadis itu begitu bahagia. Tangannya terangkat. Dan terlihat sebuah cincin silver tersemat disalah satu jemarinya “Chun Dong oppa melamarku!”
Pemuda yang awalnya terlihat antusias itu, turun semangatnya. Dunia seakan jatuh tepat di depannya.
“Apa?” katanya hampir seperti bisikan “Bukankah kau bilang. Kau dan dia sudah berakhir?”
“Aniyo~. Ia menemuiku tadi pagi, dan kemudian melamarku” lanjutnya “Aku sangat bahagia”
Pemuda itu tersenyum miris. Andai saja ia lebih cepat untuk mengatakannya. Andai saja ia lebih cepat untuk mengambil keputusan. Gadis itu akan ada di pelukannya. Gadis itu tak akan pergi lagi darinya. Cukup satu kata yang sangat ingin dikatakan saat itu. Saranghae~

Si Pemuda kini tersenyum. Kenangan lama yang mengiris hatinya. Luka Lama. Kapankah ia benar-benar bisa melupakannya?
Pemuda jangkung itu meraba lengan si bangku yang didudukinya. Ia terdiam ketika membayangkan musim - musim panjang yang telah dilewati oleh bangku itu. Kedinginan, kepanasan, tercoreng, tergores. Laki-laki itu mendengus lemah.
“Bagaimana kabarmu?” Tanya si pemuda seakan bangku itu mengerti dengan apa yang ia tanyakan “Lama kita tak berjumpa.” lanjutnya sembari menerawang ke angkasa “Masih ingatkah ketika terakhir kali aku kemari dengan seorang gadis?” gumamnya “Gadis cantik berhati lembut dengan cahaya mentari ketika ia tersenyum”
Hening kemudian tak ada suara apapun. Si Pemuda menunduk, memandang buku-buku tangannya yang serasa membeku karena hawa dingin. Seakan ia membayangkan gadis itu duduk disampingnya, tersenyum dan menggenggam tangannya ketika ia gugup.
Hari ini adalah hari yang paling istimewa untuknya” Katanya sembari tersenyum penuh makna.
Ia menarik ringan lengan jas hitamnya memperlihatkan sebuah arloji perak yang melingkar di pergelangan tangan. Detak jarum arloji terdengar membahana di otaknya.
Drrt
Laki-laki itu tersentak kaget, ia meraih kantong celananya dan mendapati handphone flip flapnya bergetar. Sebuah new message tertera di layar LCD handphone. Ia membuka handphonenya dan membaca.
From: Soo Jung
Min Ho oppa!!! Jangan telat!
Aku ingin melihatmu di barisan depan ^^

Laki-laki bernama Min Ho itu, tersenyum kecil. Ia mengetik beberapa kata untuk membalas message Soo Jung. Kemudian, dipandangnya, foto seorang gadis cantik yang menghiasi wallpaper handphonenya, Jung Soo Jung.
Sebentar lagi” gumam si pemuda tanpa melenyapkan senyuman. “Sebentar lagi ia akan pergi, sahabatku, cinta pertamaku”
Angin berhembus sendu. Menyapu segala sesuatu dan menggoyangkan dedaunan pohon, menimbulkan suara gemerisik lembut. Kepak sayap induk burung kemudian terdengar. Ia kembali ke sarang membawa sarapan dengan disambut oleh jeritan bahagia dari anak-anaknya.
Rasanya seperti baru kemarin, aku bertemu dengan'nya'” Pemuda jangkung itu menutup dan memasukkan handphonenya kembali ke kantong celana. Kemudian ia berdiri dan menghirup nafas dalam-dalam. “Tak terasa, sudah sepuluh tahun kami bersama,” kata selanjutnya seakan tercekat di tenggorokannya “__hanya sebagai sahabat
***
Lonceng Gereja berbunyi merdu menggetarkan hati siapa saja yang mendengarnya. Orang-orang telah ramai menunggu pasangan bahagia keluar dari Gereja setelah pengucapan janji ikrar mereka. Dalam selang waktu cukup cepat, pasangan pengantin itu pun keluar disambut dengan lemparan-lemparan bunga mengiringi langkah mereka.
Chukae!!” teriak orang-orang itu. Pasangan berbahagia itu membalas dengan bungkukan kecil dan senyuman, tanpa melepas tangan mereka yang saling bertumpu satu sama lain. Sedangkan, sang mempelai wanita, masih menggenggam buket bunganya.
Pemuda jangkung itu, Choi Min Ho. Ia ada disana. Berdiri dengan tatapannya yang datar.
Apa kau bahagia?” bisik Min Ho ditengah keramaian. Ia tak bergerak ketika gadis itu, Jung Soo Jung, tersenyum kepadanya “Ya” jawab Min Ho kemudian tersenyum penuh makna “kau sangat bahagia”
Soo Jung melambaikan tangannya dan tersenyum. Gaun pengantin warna putih berenda membalut tubuhnya yang ramping. Ia terlihat bagai seorang putri yang begitu anggun. Gadis itu menoleh ke pendamping hidupnya, Park Chun Dong. Pemuda itu sangat terlihat gagah dan tampan dengan jas putih yang dikenakan.
Chun Dong, laki-laki itu tak asing dimata Min Ho. Laki-laki yang mencium Soo Jung dibawah pohon waktu itu. Laki-laki yang telah membuat gadisnya jatuh hati. Laki-laki yang telah membuat semua impiannya runtuh. Rasa kecewa, benci, bergejolak dalam dadanya. Tapi apa mau dikata? Waktu tak dapat terulang kembali.
Press The RESET........
Min Ho menghela nafas panjang. Seandainya ia lebih cepat, laki-laki yang ada disamping Soo Jung, pastilah adalah dirinya. Pasti dialah yang tertawa dan tersenyum begitu lebar. Pasti dialah yang mengucapkan ikrar. Pasti dialah yang akan menyematkan cincin di jemari Soo Jung. Pasti dialah yang akan mengecup bibir gadis itu.
Press The RESET........
Apakah keajaiban itu ada? Apakah keajaiban akan membawanya ke masa lalu?
Kyaaa!!” Orang – orang disekitar Min Ho berteriak. Mereka tengah bersiap, disaat Soo Jung telah menghadap kebelakang untuk melempar buket bunga yang sedari dibawanya.
Ha...na...dul.......set....!”
Buket bunga mawar putih itu terlempar cukup tinggi. Ia sempat berputar diudara sebelum akhirnya dengan keras mendarat dikepala Min Ho. Min Ho menangkapnya dengan gesit lalu meringis kesakitan mengusap-usap kepalanya. Ia mendongak, dilihatnya Soo Jung sedang tersenyum puas ke arahnya.
Press The Reset.........
Press Press THE RESET...........


Menyesal

By: author

Kau begitu cantik
Gaun putih yang anggun
Mata jernih yang terbuka lebar
Wangi bunga mawar yang menyeruak

Apakah kau bahagia?
Kau menatapku dari jauh dan tersenyum
Ya, kau benar-benar terlihat bahagia

Aku begitu menyesal
Andaikan waktu bisa kuputar kembali
Rasa hati yang bergejolak ini
Tak akan kupendam
Tak akan kusimpan

Tapi aku terlambat
Kau telah mengatakan ‘aku bersedia’
Dia menyematkan lingkar emas pada salah jemarimu dan kau juga
Kemudian dia mengecup bibirmu mesra
Semua bersorak sorai, dan aku hanya tersenyum

Kini aku sadar,
Jarak ku padamu, terlalu jauh untuk ku arungi
Mungkin memang harus berakhir seperti ini

Hiduplah bahagia dengan dirinya


Apakah penyesalan ini akan pudar seiring berjalannya waktu? Meskipun hati tetap terluka. Selama gadis yang dipuja bahagia. Pemuda itu juga akan merasakan hal yang sama.
Karena kehidupan itu tak segampang saat kita menekan tombol reset. Semua tak akan bisa kembali ke masa lalu, yang ada hanya play. Hidup selalu kearah masa depan.
***
THE END


ONE SHOT PERTAMA SAYA wkwkwkwk
Maaf log jelek bgt, hehe~ harap maklum, ini baru pertama kali bkin FF one Shot lol
Mohon comment ya ^^
NO SILENT READER!!!!
On-Key?!!!

1 komentar: