Inspiration
from my favorite song, Super Junior – Reset . And MV of DBSK –
Daushite
^^
Title :
ResetGenre :
Drama, Romance
Author
: Tinkerbell
Rating
: 13+ [ ONE SHOT ]Cast
: Choi Min Ho
SHINee, Jung Krystal (Soo Jung) f(x), Park Thunder(Chundong) MBLAQ
OST :
Super Junior – Reset, DBSK - Daushite
DISC :
This fic was
made by me. This is my first one shot inspiration from my favorite
song, XD. Hope You Enjoy . Happy reading!
I make this fic just for
fun! so please don’t sue me.
[ONE
SHOT]
RESET
Press
the reset….
***
Tempat
itu cukup sunyi. Yang terdengar samar hanyalah suara kicauan
anak-anak burung yang kelaparan disarangnya. Kemudian suara angin
dingin berhembus membawa hawa es. Pepohonan tinggi yang daunnya
menguning terlihat menggigil. Mereka bergetar seiring melepaskan
daun-daunnya yang kering satu persatu. Tanaman-tanaman kecil mulai
mengering dan berwarna hijau kecoklat-coklatan. Mereka merunduk malu
seperti ingin menyembunyikan jati diri. Taman kecil dan semua bagian
anggota yang tadinya rindang, damai dan sejuk, kini sunyi dan tak
berdaya. Matahari-pun seakan mengkerut untuk melawan musim gugur yang
begitu dingin tahun ini.
Suara
lain muncul mengisi mini orchestra sang taman kecil yang membeku.
Suara tapak kaki yang terdengar berat dan cukup keras. Tak lama
kemudian, suara itu disusul oleh sosok pemuda jangkung yang sedang
berjalan gontai. Ia begitu gagah dan tampan dengan jas hitam dan
sepatu hitam mengkilat yang ia kenakan.
Tap…
Langkah
pemuda tampan itu lalu berhenti, tepat di depan sebuah bangku taman
besi bercat putih. Ia tersenyum, bangku itu mengingatkan ia akan
kenangan-kenangan indahnya di masa lalu. Si pemuda bergerak mendekat,
ia menekuk lututnya dan duduk di bangku taman itu. Seketika itu juga,
dapat dirasakannya suhu dingin si bangku yang menjalar dan meresap
hingga kedalam hatinya.
Tiba-tiba
Ia teringat suatu kenangan. Benang kusut kembali terurai satu
persatu.
“Kau
dimana sekarang? Bagaimana dengan tugas Geografimu?”
“Di
taman kota. Aku sedang menunggu Oppa. Aku benar-benar lapar T.T”
“OK,
aku akan menyusul kesana dan membawakan sesuatu untukmu.”
“Ah!
Jeongmal? Gomawo Oppa!”
Awal
musim semi yang mendingin. Angin berhembus kencang menyapu daun-daun
kering yang mengotori jalan. Orang-orang meringkuk sembari
melangkahkan kaki dengan cepat ke tempat tujuan. Seorang pemuda
jangkung, berhidung mancung dan matanya yang besar berbinar-binar. Ia
berjalan begitu cepat diantara yang lain. Seragam SMA yang masih
dikenakannya terlihat mencolok. Ia tak memperdulikan orang-orang yang
memandanganya aneh dan terus berjalan sambil berlarian kecil.
Ditangannya ada sebuah bungkusan kecil dengan uap putih mengepul
mengitarinya.
Tap...
Tap...
Pemuda
jangkung itu mulai berlari leluasa ketika jalanan mulai sepi oleh
lalu lalang manusia yang menghambatnya ketempat tujuan. Sementara
senyum yang khas tak henti-hentinya membekas di wajah, seakan tempat
tujuan itu sangat berarti.
Mulailah
nampak sebuah taman kota yang rindang dengan pohon-pohon berdaun
kecoklatan. Tempat itu sepi di musim semi. Tak ada seorangpun disana,
namun tingkah pemuda itu terlihat sedang mencari seseorang dengan
semangat.
Tiba-tiba,
kaki pemuda itu terhenti. Senyum dan semangatnya surut begitu
drastis. Nafasnya terengah dan jiwanya bergejolak. Dadanya seakan
mengkerut dan membuatnya sesak. Gadis itu, perempuan yang sedang
mengisi hatinya, tempat tujuannya.
Gadis
berambut panjang dan ramping, Ia duduk di sebuah bangku taman di yang
membelakangi pohon besar. Gadis itu tak duduk sendirian, ia sedang
tersenyum pada sosok lelaki tampan di sampingnya yang menatapnya
begitu dalam. Wajah mereka mendekat perlahan. Sebuah ciuman mesrapun
terkait. Dunia seakan milik mereka berdua. Sedang Pemuda jangkung
yang telah surut semangatnya itu, memerah matanya. Dunia seakan
begitu indah dan buruk disaat yang sama.
Laki-laki tampan itu
menghirup nafas begitu dalam. Dadanya terasa begitu sesak. Memori
yang lain menyusul, seakan menyapanya.
Pemuda jangkung
dengan hidung mancungnya yang khas. Berkali-kali memeriksa jam tangan
digitalnya sambil menulusuri pandangan taman disekelilingnya. Sepi,
seperti biasanya di musim gugur yang dingin. Namun ia justru
tersenyum, membayangkan seorang gadis datang dan menyapanya. Baru
memikirkannya saja, itu sudah menjadi isotonik yang luar biasa.
“Oppa!”
Suara seorang gadis menyapa sembari berlari tergesa. Gadis itu
dibalut baju hangat dan celana jeans putihnya. Ia tersenyum begitu
cantik, laksana bidadari yang elok.
“Ada sesuatu hal
yang ingin aku katakan” ucap si Pemuda antusias namun gadis itu
justru melompat kegirangan dan seakan tak memperhatikan ucapan si
Pemuda.
“Oppa!!!! Lihat!
Lihat!!” seru gadis itu begitu bahagia. Tangannya terangkat. Dan
terlihat sebuah cincin silver tersemat disalah satu jemarinya “Chun
Dong oppa melamarku!”
Pemuda yang awalnya
terlihat antusias itu, turun semangatnya. Dunia seakan jatuh tepat di
depannya.
“Apa?” katanya
hampir seperti bisikan “Bukankah kau bilang. Kau dan dia sudah
berakhir?”
“Aniyo~. Ia
menemuiku tadi pagi, dan kemudian melamarku” lanjutnya “Aku
sangat bahagia”
Pemuda itu
tersenyum miris. Andai saja ia lebih cepat untuk mengatakannya. Andai
saja ia lebih cepat untuk mengambil keputusan. Gadis itu akan ada di
pelukannya. Gadis itu tak akan pergi lagi darinya. Cukup satu kata
yang sangat ingin dikatakan saat itu. Saranghae~
Si Pemuda kini
tersenyum. Kenangan lama yang mengiris hatinya. Luka Lama. Kapankah
ia benar-benar bisa melupakannya?
Pemuda
jangkung itu meraba lengan si bangku yang didudukinya. Ia terdiam
ketika membayangkan musim - musim panjang yang telah dilewati oleh
bangku itu. Kedinginan, kepanasan, tercoreng, tergores. Laki-laki itu
mendengus lemah.
“Bagaimana
kabarmu?” Tanya si pemuda seakan bangku itu mengerti dengan apa
yang ia tanyakan “Lama kita tak berjumpa.” lanjutnya sembari
menerawang ke angkasa “Masih ingatkah ketika terakhir kali aku
kemari dengan seorang gadis?” gumamnya “Gadis cantik berhati
lembut dengan cahaya mentari ketika ia tersenyum”
Hening kemudian tak ada
suara apapun. Si Pemuda menunduk, memandang buku-buku tangannya yang
serasa membeku karena hawa dingin. Seakan ia membayangkan gadis itu
duduk disampingnya, tersenyum dan menggenggam tangannya ketika ia
gugup.
“Hari ini adalah hari
yang paling istimewa untuknya” Katanya sembari tersenyum penuh
makna.
Ia menarik ringan
lengan jas hitamnya memperlihatkan sebuah arloji perak yang melingkar
di pergelangan tangan. Detak jarum arloji terdengar membahana di
otaknya.
Drrt
Laki-laki itu tersentak
kaget, ia meraih kantong celananya dan mendapati handphone
flip flapnya
bergetar. Sebuah new
message
tertera di layar LCD handphone.
Ia membuka handphonenya
dan membaca.
From:
Soo Jung
Min
Ho oppa!!! Jangan telat!
Aku
ingin melihatmu di barisan depan ^^
Laki-laki bernama Min
Ho itu, tersenyum kecil. Ia mengetik beberapa kata untuk membalas
message
Soo Jung. Kemudian, dipandangnya, foto seorang gadis cantik yang
menghiasi wallpaper
handphonenya,
Jung Soo Jung.
“Sebentar lagi”
gumam si pemuda tanpa melenyapkan senyuman. “Sebentar lagi ia akan
pergi, sahabatku, cinta pertamaku”
Angin berhembus sendu.
Menyapu segala sesuatu dan menggoyangkan dedaunan pohon, menimbulkan
suara gemerisik lembut. Kepak sayap induk burung kemudian terdengar.
Ia kembali ke sarang membawa sarapan dengan disambut oleh jeritan
bahagia dari anak-anaknya.
“Rasanya seperti baru
kemarin, aku bertemu dengan'nya'”
Pemuda jangkung itu menutup dan memasukkan handphonenya
kembali ke kantong celana. Kemudian ia berdiri dan menghirup nafas
dalam-dalam. “Tak terasa, sudah sepuluh tahun kami bersama,” kata
selanjutnya seakan tercekat di tenggorokannya “__hanya
sebagai sahabat”
***
Lonceng Gereja berbunyi
merdu menggetarkan hati siapa saja yang mendengarnya. Orang-orang
telah ramai menunggu pasangan bahagia keluar dari Gereja setelah
pengucapan janji ikrar mereka. Dalam selang waktu cukup cepat,
pasangan pengantin itu pun keluar disambut dengan lemparan-lemparan
bunga mengiringi langkah mereka.
“Chukae!!” teriak
orang-orang itu. Pasangan berbahagia itu membalas dengan bungkukan
kecil dan senyuman, tanpa melepas tangan mereka yang saling bertumpu
satu sama lain. Sedangkan, sang mempelai wanita, masih menggenggam
buket bunganya.
Pemuda jangkung itu,
Choi Min Ho. Ia ada disana. Berdiri dengan tatapannya yang datar.
“Apa kau bahagia?”
bisik Min Ho ditengah keramaian. Ia tak bergerak ketika gadis itu,
Jung Soo Jung, tersenyum kepadanya “Ya” jawab Min Ho kemudian
tersenyum penuh makna “kau sangat bahagia”
Soo Jung melambaikan
tangannya dan tersenyum. Gaun pengantin warna putih berenda membalut
tubuhnya yang ramping. Ia terlihat bagai seorang putri yang begitu
anggun. Gadis itu menoleh ke pendamping hidupnya, Park Chun Dong.
Pemuda itu sangat terlihat gagah dan tampan dengan jas putih yang
dikenakan.
Chun Dong, laki-laki
itu tak asing dimata Min Ho. Laki-laki yang mencium Soo Jung dibawah
pohon waktu itu. Laki-laki yang telah membuat gadisnya jatuh hati.
Laki-laki yang telah membuat semua impiannya runtuh. Rasa kecewa,
benci, bergejolak dalam dadanya. Tapi apa mau dikata? Waktu tak dapat
terulang kembali.
Press The RESET........
Min Ho menghela nafas
panjang. Seandainya ia lebih cepat, laki-laki yang ada disamping Soo
Jung, pastilah adalah dirinya. Pasti dialah yang tertawa dan
tersenyum begitu lebar. Pasti dialah yang mengucapkan ikrar. Pasti
dialah yang akan menyematkan cincin di jemari Soo Jung. Pasti dialah
yang akan mengecup bibir gadis itu.
Press The RESET........
Apakah keajaiban itu
ada? Apakah keajaiban akan membawanya ke masa lalu?
“Kyaaa!!” Orang –
orang disekitar Min Ho berteriak. Mereka tengah bersiap, disaat Soo
Jung telah menghadap kebelakang untuk melempar buket bunga yang
sedari dibawanya.
“Ha...na...dul.......set....!”
Buket bunga mawar putih
itu terlempar cukup tinggi. Ia sempat berputar diudara sebelum
akhirnya dengan keras mendarat dikepala Min Ho. Min Ho menangkapnya
dengan gesit lalu meringis kesakitan mengusap-usap kepalanya. Ia
mendongak, dilihatnya Soo Jung sedang tersenyum puas ke arahnya.
Press The
Reset.........
Press Press THE
RESET...........
Menyesal
By:
author
Kau
begitu cantik
Gaun
putih yang anggun
Mata
jernih yang terbuka lebar
Wangi
bunga mawar yang menyeruak
Apakah
kau bahagia?
Kau
menatapku dari jauh dan tersenyum
Ya,
kau benar-benar terlihat bahagia
Aku
begitu menyesal
Andaikan
waktu bisa kuputar kembali
Rasa
hati yang bergejolak ini
Tak
akan kupendam
Tak
akan kusimpan
Tapi
aku terlambat
Kau
telah mengatakan ‘aku bersedia’
Dia
menyematkan lingkar emas pada salah jemarimu dan kau juga
Kemudian
dia mengecup bibirmu mesra
Semua
bersorak sorai, dan aku hanya tersenyum
Kini
aku sadar,
Jarak
ku padamu, terlalu jauh untuk ku arungi
Mungkin
memang harus berakhir seperti ini
Hiduplah
bahagia dengan dirinya
Apakah penyesalan ini
akan pudar seiring berjalannya waktu? Meskipun hati tetap terluka.
Selama gadis yang dipuja bahagia. Pemuda itu juga akan merasakan hal
yang sama.
Karena kehidupan itu
tak segampang saat kita menekan tombol reset.
Semua
tak akan bisa kembali ke masa lalu, yang ada hanya play.
Hidup
selalu kearah masa depan.
***
THE END
ONE SHOT PERTAMA SAYA
wkwkwkwk
Maaf log jelek bgt,
hehe~ harap maklum, ini baru pertama kali bkin FF one Shot lol
Mohon comment ya ^^
NO SILENT READER!!!!
On-Key?!!!
menyentuh.....
BalasHapus>.<